Powered By Blogger

Sabtu, 22 Januari 2011

Siaran Pers Bulan Januari 2011

PEMKAB. ALOR GELAR NATAL BERSAMA DI KECAMATAN LEMBUR

Kalabahi, SP – Humas Setda Kab. Alor – Perayaan Natal Bersama Korpri, TNI, Polri, Pimpinan dan Anggota DPRD bersama masyarakat Kabupaten Alor yang selalu diselenggarakan pada setiap tahun bertujuan untuk menjalin silahturahmi diantara anggota Korpri, TNI, Polri, Pimpinan dan Anggota DPRD bersama masyarakat dan juga merupakan bentuk toleransi antar dan inter umat beragama. Untuk itu. Pada perayaan Natal bersama 2010,  Pemerintah Kabupaten Alor melalui Bagian Administrasi Kesra Setda Kabupaten Alor bersama Pemerintah Kecamatan Lembur menyelenggarakan Perayaan Natal Bersama Anggota Korpri, TNI, Polri, Pimpinan dan Anggota DPRD serta Masyarakat Kabupaten Alor desa Baumi Kecamatan Lembur, Jumat (7/01).
      Perayaan natal bersama yang dilangsungkan di Gedung Kebaktian Gereja Paulus Baumi tersebut dimulai tepat jam 02 Sore, diawali dengan Kebaktian Natal bersama yang dipimpin oleh Ketua Kordinator Pelayanan Wilayah Klasis (KPWK) Alor Tengah Utara (Altar) Pendeta Yohanis Famani, S.Th. Dalam kotbahnya, antara lain Ketua KPWK menegaskan, perayaan natal adalah janji Tuhan untuk mendamaikan seluruh umat manusia tanpa memandang siapa dia, suku apa, kaya atau miskin, terhormat atau terpinggirkan. Ini menunjukan bahwa Tuhan peduli atau solider terhadap manusia. Hari natal mengingatkan kita semua akan tugas dan tanggungjawab kita sebagaimana Tuhan solider terhadap manusia. Untuk itu, kita harus hidup dalam kepedulian terhadap sesama.
      Lebih lanjut, Ketua KPWK Altar mengatakan, perayaan natal bersama ini sudah menjadi suatu tradisi yang dilakukan setiap tahun tetapi sebagai orang beriman, maka perlu memahami bahwa natal bersama yang dilakukan setiap tahun itu harus dimaknai dalam rutinitas setiap keseharian setiap Anggota Korpri, TNI, Polri, Pimpinan dan Anggota DPRD pada setiap melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat, dimana semua pengabdian harus menjadi berarti bagi semua orang. Untuk itu, dengan semangat natal yang adalah semangat solidaritas terhadap sesame kita, maka melalui kebaktian natal bersama ini diharapkan semua yang hadir dapat melihat tiga bidang tugas yang harus dilakukan yakni, Bersekutu, Bersaksi dan Melayani.  “Saya percaya dengan damai natal, kita memiliki kepedulian terhadap sesama dan melakukan berbagai hal yang bagi semua orang, ujar KPWK Altar”.
      Sementara itu, Bupati Alor Drs. Simeon Th. Pally dalam sambutannya mengatakan, Natal memiliki tiga makna, yakni Iman, Etika dan Moral. Ketiga ini dapat diterjemahkan dalam sebuah pernyataan “Damai Sejahtera”. Untuk itu, dalam perayaan ini, Anggota Korpri, TNI, Polri, Pimpinan dan Anggota DPRD serta masyarakat diajak untuk memaknai makna natal sebagai pelaku-pelaku damai, yaitu Harus Berdamai dengan Tuhan, beriman, beribadah, bertagwa, mengikuti perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya. Disamping itu, kita juga harus berdamai dengan sesama manusia dan mengasihinya seperti diri kita sendiri. Kita juga harus menjadi pelaku damai bagi alam di sekitar kita, yakni dengan cara menghijaukan alam tempat tiggal kita dengan menanam tanaman produktif dan menghindari pengrusakan alam, sebab akan merugikan diri kita sendiri. Untuk itu, kita harus berdamai dengan alam sebagai sumber kehidupan bagi kita.
      Oleh Karena itu lanjut Bupati Pally, dalam perayaan natal ini kita ditutus untuk memberikan damai kepada Tuhan, sesama manusia dan alam. Untuk itu bagi umat kristiani ada empat hal yang perlu dimaknai, yakni pertama, jadilah lilin di masing-masing sudut dan harus menyala karena terang itu dibutuhkan oleh semua orang. Kedua; harus menjadi garam yang mampu melarut dalam air, sehingga bisa mengasinkan untuk orang lain. Ketiga, harus menjadi Anggur yang manis dan tidak boleh menjadi anggur yang pahit sebab anggur yang manis itu merupakan kesukaan semua orang. Keempat menjadi saksi hidup bagi salib, yaitu rela berkorban bagi sebuah kebenaran. Keempat hal ini yang harus dilakukan oleh umat kristiani baik sebagai anggota Korpri, TNI maupun Polri, Anggota DPRD dan masyarakat. Jika, keempat hal ini dilakukan dengan sungguh-sungguh maka dambaan Alor akan Damai Sejahtera akan terasa.
      “Hari ini setelah kita pulang dari perayaan natal bersama ini, kita harus menularkan, menyebarkan damai sejahtera kepada semua orang sesuai tugas kita masing-masing yang dimulai dari dalam lingkungan tempat kerja kita masing-masing baik antar atasan dan bawahan maupun bawahan dan atasan perlu nyatakan damai sejatera sebab dalam kehidupan manusia itu saling membutuhkan satu dengan yang lain. Kita diciptakan dalam perbedaan tetapi kita diminta untuk satu dalam sebuah kedamaian, tegas Bupati Pally”.
      Ia juga menegaskan, dengan perayaan natal bersama maka semua komponen yang hadir dapat merefleksikan kembali seberapa jauh tugas yang telah dilaksanakan selama tahun 2010, sebagai suatu pertanggungjawab kepada Tuhan dan sesama, terutama kepada Negara dan daerah yang mengutus kita untuk mengemban tugas. Dan dari hasil refleksi itu sendiri akan dibawa ke tahun 2011. Sebab, tahun  2011 baru dijalani 7 hari sedangkan masih banyak hari yang belum dilalui dan itu masih rahasia, apakah kita bisa sampai pada batas akhir atau terhenti di tengah jalan?. Oleh Karen itu, kita yakin bahwa natal bersama hari ini akan terus mewarnai kita dalam sebuah damai sejatera untuk membangun Alor tercinta.
      Pada tempat yang sama, Ketua DPRD Kabupaten Alor Dominggus Malaka, SH saat menyampaikan pesan natal mengatakan, kaitannya dengan sub tema natal bersama ini yakni Ia Datang Untuk Mengerjakan Perdamaian Bagi Dunia, maka dapat dikatakan bahwa perdamaian atau damai itu datang harus didalam perbedaan, perbedaan itu kalau tidak diatur atau dipahami secara baik maka akan mengakibatkan konflik yang selanjutnya melahirkan ketidakdamaian.
      “Bila kita mau melihat maka sesungguhnya, natal itu dating justru dalam keperberdaan, dalam kepelbagaian. Yesus datang bukan untuk mempersatukan hanya menjadi satu tetapi Ia mengaminkan bahwa perbedaan itu ada tetapi perbedaan yang penuh kedamaian. Harus diakui bahwa natal datang untuk membawa perdamaian dalam keperbedaan dan keperbedaan itu biar tetap ada tapi harus dalam kedamaian, ungkap Malaka”.
      Lebih lanjut Ia katakan, natal itu identik atau sama dengan karya, sebab sesungguhnya dengan kelahiran Yesus Kristus dan perjalanan kehidupannya penuh dengan kekaryaan. Jadi, Allah berkarya didalam diri Yesus Kristus dan melalui Yesus Kristus, Ia menyelamatkan manusia dengan mengorbankan diri-Nya. Bila ini yang kita maknai maka untuk mewujudkan damai harus dengan pengorbanan dan penuh dengan kekaryaan.
      Dikatakan pula, Kehadiran sejumlah komponen dalam perayaan natal bersama ini baik anggota Korpri, TNI, Polri, Pimpinan dan Anggota DPRD serta masyarakat menunjukan bahwa semuanya adalah satu komponen yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Oleh karena itu, kita harus menunjukan karya-karya nyata berdasarkan fungsi dan tugas pokok masing-masing untuk mewujudkan damai sejahtera atau perdamaian.
      “Marilah dengan tugas pokok kita masing-masing berdasarkan panggilan, karunia, jabatan dan sebagainya, kita gunakan sebagai anugerah Tuhan untuk mengabdi bagi karya perdamaian, banyak diantara kita adalah orang-orang kecil dan terpinggirkan harus menjadi perhatian kita semua. Bila kita lakukan ini maka sesungguhnya natal telah kita maknai bersama. Saya yakin dengan optimisme dan keyakinan iman, bahwa Sang Bayi Natal itu akan memampukan kita menjalani kehidupan ini dengan misi perdamaian, tandas Malaka”.
      Kaitannya dengan perayaan natal bersama tersebut, Kepala Bagian Administrasi Kesra Setda Kabupaten Alor Drs. Thomas Adang dalam laporannya mengatakan, Natal Bersama Keluarga Besar Korpri, TNI, Polri bersama DPRD dan Masyarakat merupakan kegiatan kesakralan umat kristiani yang dilakukan setiap tahun oleh Pemerintah Daerah agar dapat menajlin keharmonisan antar umat beragama di Kabupaten Alor. Perayaan natal bersama ini juga dimaksudkan untuk menjalin pertemuan kekeluargaan atau silahturahmi antar semua komponen masyarakat untuk merekatkan hubungan persaudaraan dalam rangka bersama-sama membangun Nusa Kenari tercinta.
      Menurut Kabag. Kesra, masyarakat Desa Baumi menyambut baik pelaksanaan kegiatan di desa mereka, sehingga seluruh masyarakat Desa Baumi terlibat dalam kegiatan persiapan hingga saat hari pelaksanaannya, termasuk Camat Lembur dan jajarannya serta Kepala Desa Baumi.
      Dalam perayaan natal bersama tersebut, Pemerintah Kabupaten Alor menyerahkan bantuan Kepada Jemaat Paulus Baumi, yang diserahkan oleh Wakil Bupati Alor Drs. H. Jusran M. Tahir dan juga penyerahan Piagam Penghargaan Citra Pelayanan Prima, Tingkat Madya Tahun 2010 dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi, atas prestasinya dalam Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Bidang Pelayanan Jasa Rumash Sakit, yang diserahkan oleh Ketua DPRD Kabupaten Alor Dominggus Malaka, SH.
      Hadir pada perayaan tersebut, Bupati Alor, Ketua DPRD Kabupaten Alor, Unsur Muspida Kabupaten Alor, Wakil Bupati Alor juga dihadiri Plt. Sekda Kabupaten Alor bersama para Asisten dan sejumlah pimpinan SKPD, Ketua TP. PKK Kab. Alor Ibu. Metheorida Pally Kasim, Wakil Ketua TP. PKK Kab. Alor Ibu Kusumawati Tahir Abdullah, Camat Lembur dan Kepala Desa Baumi serta masyarakat kecamatan Lembur dan undangan lainnya.
   //Edy Kaful.... *)




ORANG ALOR PANTAR CEPAT RESPON TERHADAP PERUBAHAN

Kalabahi, SP – Humas Setda Kab. Alor – Kita orang Alor Pantar ini cepat respon terhadap perubahan, yang mana salah satu perubahan mendasar  yang  dilakukan kita orang Alor Pantar adalah cepat berinteraksi  dengan sesama, saling menyesuaikan dan saling menerima sebagaimana yang kita rasakan saat ini dalam Sidang Klasis Pantar Timur di Lianglolong, dimana Ketua Panitianya beragama Islam, di dalam gereja orang bisa bicara Assalamu’alaikum, ddala gereja kita bisa mendengar Kasidah. Hal ini tidak akan pernah ditemukan di daerah lain. Kerukunan yang terlihat ini merupakan kekayaan besar bagi kita orang Alor Pantar sebab di daerah orang harus mengeluarkan jutaan rupiah untuk bicara tentang kerukunan hidup beragama. Ini merupkan suatu perubahan perilaku kita yang sangat baik, namun kemungkinan kita juga pasti dihasut oleh orang lain atau kita juga bisa terpengaruh oleh informasi-informasi dari media massa yang memuat berbagai bentrokan di daerah lain karena adanya perbedaan tetapi kita di sini justru kita bersatu dalam kepelbagiaan, tegas Pelaksana Tugas (Plt)  Sekretaris Daerah Kabupaten Alor Drs. Julius Mantaon saat mewakili Bupati Alor membuka Sidang Klasis Pantar Timur ke 12 di Lianglolong Desa Munaseli, Kecamatan Pantar, Selasa (11/01).
      Lebih lanjut Plt. Sekda Alor mengatakan, perbedaan itu menurut ajaran Yesus Kristus disebut sesama. Untuk itu, bagi Umat kristiani harus ingat akan perumpamaan Orang Samaria Yang Murah Hati, yang namanya sesama manusia itu adalah orang yang berbeda itu, yakni berbeda agama, berbeda kampung maupun yang berbeda suku itulah yang disebut sesama. Oleh karena itu, melalui Sidang Klasis Pantar Timur yang ke 12 ini, kita lebih merekatkan hubungan kekeluargaan, hubungan persaudaraan dan hubungan dalam membangun daerah kita.
      Terkait pembangunan di Kabupaten Alor, Plt. Sekda Alor yang juga Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Alor ini menegaskan, mulai tahun 2009 sampai dengan 2014 Kabupaten Alor membangun dalam tiga kerangka acuan pembangunan atau Tri Krida (Tiga Dimensi Karya), yaitu Pertama; Pemantapan Organisasi Kelembagaan, antara lain seperti Penyelenggaraan Sidang Klasis ini untuk pemantapan kelembagaan kerohanian guna mengingatkan aturan-aturan gereja dan kesepakatan-kesepakan untuk ditaati dan dilaksanakan. Kerangka acuan kedua adalah Peningkatan Sumber Daya Manusia, peningkatan sumber daya manusia ini sangat penting karena tanpa Sumber Daya Manusia yang baik maka semuanya tidak akan berguna. Alor ini akan menjadi baik tergantung pada Sumber Daya Manusia yakni siapa yang membangun dan siapa menggerakan bukan hanya pada kesuburan dan kekayaan alam Alor saja. Oleh karena itu, pendidikan anak harus ditingkatkan termasuk pendidikan keagamaan seperti Sekolah Minggu, Kasasi dan Pengajian-pengajian sehingga anak-anak memiliki iman yang kuat agar tidak mudah tergoda oleh berbagai perkembangan dunia.
      Ditegaskan pula, orang tua perlu memperhatikan kesehatan anak-anak. Anak-anak harus diberikan makan yang sehat dan memiliki nilai gisi yang seimbang serta olahraga yang teratur, bukan makanan yang enak/lezat tetapi tidak sehat dan bergisi. Selain itu, orang tua harus mengawasi dan membimbing anak-anak saat belajar maupun di sekolah, sehingga mereka dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga dan untuk membangun daerah.
      Kerangka acuan ketiga, lanjut Mantan Kepala BPMD adalah Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Ekonomi kita harus diperhatikan sebab banyak anak yang tidak bisa bersekolah karena masalah ekonomi. Masalah ekonomi juga mempengaruhi pembentukan otak anak, bila orang tua tidak giat bekerja maka ekonomi keluarga juga tidak bagus, akibatnya anak-anak setiap hari bukan makan makanan yang mengandung empat sehat lima sempurna tetapi empat susah lima sengsara, yang pada akhirnya anak-anak akan menjadi malas ke sekolah dan bodoh. Untuk itu, masyarakat diwajibkan untuk memanfaatkan setiap lahan kosong dengan tanaman-tanaman produktif.
      Mengakhiri sambutannya, Plt. Sekda Kab. Alor Drs. Julius Mantaon harapkan agar harus rajin belajar, khususnya siswa/siswi kelas ujian baik SD, SMP maupun SMA untuk menghadapi Ujian AKhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional sebab tahun ini tidak ada ujian kedua hanya satu kali. Oleh karena itu, anak-anak harus giat belajar dan rajin ke sekolah. Orang tua juga harus mengawasi dan membimbing serta tanamkan rasa kesadaran kepada anak-anak untuk belajar.
      “Anak-anak SD, SMP dan SMA yang akan mengikuti Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional harus giat belajar dan rajin ke sekolah, berhenti bergadang. Orang tua haru awasi dan bombing serta tanamkan kesadaran kepada anak-anak untuk belajar. Belajar penting, bagi orang Kristen ilmunya ada pada Mazmur 1 : 1 – 6, yaitu : Berbahagialah Orang Yang Merenungkan Taurat Siang Dan Malam, Taurat itu artinya pelajaran. bukan jalan-jalan dan ngobrol sana-sini karena itu tidak akan mendapat sesuatu pun, ujar Mantaon mengingatkan”.
      Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Alor Markus Dominggus Malaka, SH dalam sambutannya mengatakan, persidangan seperti ini biasanya dilakukan setiap tahun, yang didalamnya terdapat sejumlah tahapan-tahapan diantaranya, evaluasi program tahun lalu, penyusunan program untuk tahun selanjutnya dan penetapan program yang akan dilaksanakan pada tahun berikut. Demikian maka, dengan adanya persidangan ini, sangat perlu kita memberikan penghargaan kepada para peserta sidang sebab dalam persidangan ini akan dibicarakan tentang pengembangan gereja dan jemaat ke depan. Untuk itu, diharapkan dalam persidangan ini tidak saja membicarakan hal-hal yang bersifat rohaniah tetapi perlu juga dibicarakan tentang kehidupan jemaat.
      Lebih lanjut ia katakan, kapasitas setiap peserta adalah pemimpin yang diutus. Untuk itu diharapkan dalam rapat ini dapat menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang produktif bagi pengembangan gereja dan jemaat.  Selain itu diharapkan setelah selesai persidangan, para peserta dapat menindaklanjuti hasil persidangan tersebut di tempatnya masing-masing bersama jemaat.
      Pada tempat yang sama, Wakil Ketua Sinode GMIT Pendeta Welmince Kameli Maleng, S.Th, dalam Suara Gembala mengatakan, Sub Tema dari Sidang Klasis Pantar Timur yakni Dalam Kasih Kristus Yang Mempersatukan Kita Sebagai Keluarga Allah, Kita Terus Menata Struktur GMIT Yang Melayani Dengan Berasaskan Presbiterial Sinodal merupakan Sub Tema dari Persidangan Sinode Istimewa yang telah dilaksanakan pada bulan oktober tahun lalu. Dalam sub tema tersebut, dengan semangat sebagai keluarga Allah, kita berusah untuk menata kembali struktur pelayanan GMIT, yaitu Tata Gereja, Peraturan Pokok Tentang Jemaat, Klasis, Peraturan Pemilihan Sinode dan ditambah satu lagi yakni Pokok-Pokok Eklesiologis.
      Dalam Sidang Sinode Istimewa tersebut, lanjut Wakil Ketua Sinode GMIT, ada hal-hal mendasar yang berubah diantaranya, terkait Klasis. Klasis, khususnya berhubungan dengan Kordinator Pelayanan Wilayah Klasis (KPWK) akan diubah/diganti menjadi Ketua Majelis Klasis, perubahan ini akan dilaksanakan setelah dibuat Pelaksana Peraturan Pokok. Dengan adanya pergantian tersebut KPWK menjadi Ketua Majelis Klasis, maka tidak lagi menjalankan fungsi-fungsi koordinasi sebagai staf dari Majelis Sinode tetapi menjalankan fungsi kepemimpinan karena mengingat Wilayah GMIT yang cukup luas sehingga bisa berbagi dalam banyak hal, namun ini akan berjalan setelah Sidang Sinode 2011.
      Selain itu, Penataan Diri berasaskan Presbiterial Sinodal juga perlu terutama berkaitan dengan tanggungjawab para presbiter, yaitu kemajelisan atau kosesterium yang memiliki tanggungjawab penyilikan, sehingga tanggungjawab penyilikan, pengembalaan, pemeriksaan dan pengawasan juga bisa dilaksanakan dalam kapasitas sebagai presbiterium atau majelis jemaat. Untuk itu, BP3S kedudukannya akan berubah, tidak lagi berdiri sejajar dengan Majelis Sinode tetapi ia akan menjadi Badan Pembantu Pelayanan yang bertanggungjawab kepada Sinode melalui Majelis Sinode.
// Edy Kaful......*)



ALOR MILIKI BUDAYA YANG SANGAT MENARIK

Kalabahi. SP Humas Setda Alor – Kabupaten Alor memiliki beragam budaya yang sangat unik dan menarik, diantaranya seperti Kampung Tradisional Monbang dan Takpala. Ini sangat berpotensi bagi pengembangan kepariwisataan di wilayah ini. Keunikan budaya yang dimiliki masyarakat Alor ini dapat dijadikan obyek wisata budaya yang dapat menarik perhatian dan keinginan wisatawan manca negara maupun wisatawan local untuk datang di Alor, apalagi saat ini para wisatawan baik lokal maupun manca negara mulai mencari daerah-daerah yang memiliki obyek-obyek wisata yang unik dan menarik, mereka sudah engan untuk ke Bali karena mereka sudah berulang kali menikmati obyek-obyek wisata di Bali. Hal ini disampaikan Produser Program Etnic Run Away dari Trans TV Mas Yudy pada Acara Ramah Tamah bersama Ketua dan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Alor di Rumah Jabatan Wakil Bupati Alor, Selasa malam (11/01).
      “Alor memiliki keragaman budaya yang unik dan menarik. Ini berpotensi bagi pengembangan kepariwisataan. Budaya yang unik dan menarik ini dapat dikemas menjadi tempat atau obyek-obyek wisata yang menarik dan indah untuk dinikmati para wisatawan baik wisatawan manca negara maupun lokal, apalagi saat ini para wisatawan mulai mencari-cari tempat-tempat yang memiliki obyek-obyek wisata baru, yang memiliki keunikan dan keindahanan seperti obyek wisata Raja Empat, Papa Tobi di Papua, Kampung Tradisional Suku Boti di TTS, Kampung Bena di Manggarai dan juga Kampung Tradisional Monbang dan Takpala yang ada di Kabupaten Alor, ungkap Mas Yudy”.
      Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Alor Ibu Metheorida Pally Kasim, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Alor Ibu Kusumawati Tahir Abdullah, Kasubag Umum Dan Rumah Tangga Setda kabupaten Alor Yakoba Tube, SE, Produser Program Etnic Runn Away Pak Yudy, Asisten Produser Ibu Adhe, Pengara Acara/Kreative Mas Heru, Unit Umum Mas Azis dan dua orang kamerawan yakni Mas Tono dan Mas Yono bersama dua artis yakni Mpo Ati yang didamping Aistennya Mbah Dhea dan Edy Brokoly, juga dihadiri Korensponden Tran TV Wilayah Alor Ghoes Gorangmau, SE.
      Lebih lanjut Produser Program Etnic Runn Away Mas Yudi katakan, kehadiran Tim Program Etnic Runn Away dari Trans TV di Kabupaten Alor ini untuk mengambil gambar/klip Film Dokumenter yang mengambil tema tentang Kehidupan keseharian Masyarakat Kabupaten Alor, khususnya Suku Kabola di Monbang Desa Kopidil dan Suku Abui di Takpala Desa Lembur Barat. Hasil dari pengambilan gambar ini akan ditayangkan oleh Trans TV dalam Program Runn Away pekan depan (Jumat 21/01).
      Maksud atau tujuan dari Program Etnic Runn Away ini, menurut Yudy adalah untuk memperkenalkan berbagai kebudayaan masyarakat Indonesia dari setiap daerah kepada masyarakat Indonesia agar dapat mengetahui berbagai keragaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia. Untuk itu, pada kesempatan ini Tim Trans TV datang ke kabupaten Alor untuk melakukan pengambilan gambar/klip sebagai bahan tayang dalam Program Etnic Runn Away. Program ini juga merupakan sarana promosi dalam rangka memperkenalkan kebudayaan bangsa Indonesia kepada masyarakat luas.
      Selain itu, Yudy juga memperkenalkan Tim yang ia bawa termasuk dua artis nasional yaitu : Mpo Ati, Pemeran Tokoh Oma/Nenek dalam Sinema Elektronik (Sinetron) Melati Untuk Marvel dan Edy Brokoly, Pemeran Iklan Garuda Di Dadaku.
      Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemda dalam pengambilan Gambar/Klip Program Runn Away. “Terima kasih atas dukungan yang telah diberikan oleh Pemda Kabupaten Alor sehingga kami dapat menyelesaikan pengambilan gambar/klip untuk Program Runn Away, tidak ada sesuatu yang dapat kami berikan kepada Pemda Alor tetapi kami hanya bisa memperkenalkan Kabupaten Alor lewat Program Runn Away yang akan di tayang oleh SCTV, ujar Yudy”.
      Pada tempat yang sama, Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kabupaten Alor Ibu Metheorida Pally Kasim juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Trans TV dalam memperkenalkan kebudayaan kabupaten Alor kepada masyarakat Luas. “Kami juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Trans TV yang telah memperkenalkan Kabupaten Alor lewat program Runn Away maupun program-program penayangan lainnya, ungkap Ibu Pally”.
      Pada kesempatan tersebut, Ketua TP. PKK Kab. Alor Ibu Metheorida Pally Kasim menyerahkan cindera mata berupa selimut Alor kepada Mpo Ati dan Produser Program Etnic Runn Away Pak Yudy. Sementara, Ketua TP. PKK Kab. Alor menyerah cindera mata yang sama kepada Edy Brokoly dan Tim Trans TV lainnya.
      Sehubungan dengan pembuatan Film Dokumenter untuk Program Etnic Runn Away, Korensponden Trans TV wilayah Alor, Ghoes Gorangmau, SE mengatakan, Tim Trans TV  yang datang ini sudah yang ketiga kali. Pada awal pertama dan kedua, Tim Trans TV membuat film dokumenter untuk Program Primitive Runn Away. Dan untuk kali ini, mereka hadir untuk membuat film dokumenter untuk Program Etnic Runn Away.
      Menurut Ghoes, kata Primitive agak bermakna negative sehingga Program Primitive Runn Away diubah menjadi Etnic Runn Away, yang mana dalam program ini khusus mengulas kehidupan keseharian dan budaya masyarakat di setiap wilayah Indonesia sebagaimana mereka telah lakukan di Kabupaten Alor dengan mengambil gambar/klip film documenter di Monbang dan Takpala. Dan bila tidak ada halangan Trans TV juga akan mengirimkan Timnya untuk program yang sama pada minggu ke dua atau ke tiga bulan ini.  // Edy Kaful......*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar